Tim Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berkunjung ke Universitas Negeri Padang, tepatnya Research Center of Climate Change dan Jurusan Fisika, FMIPA UNP. Rombongan BMKG dipimpin oleh Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang – Agam, Dr. Sugeng Nugroho, M.Si dan disambut oleh jajaran pimpinan jurusan Fisika FMIPA UNP yang diwakili oleh Kaprodi Fisika, Syafriani, Ph.D, Kepala RCCC UNP, Dr. Nofi Yendri Sudiar, M.Si dan Kepala LPPM UNP, Prof. Yohandri, Ph.D.
Dalam paparannya, rombongan BMKG mengutarakan maksud kunjungan adalah dalam rangka mendiskusikan peluang kerjasama yang bisa dijalankan antara BMKG dengan Jurusan Fisika UNP dan RCCC, terutama dalam pengembangan jaringan Global Atmosphere Watch sebagai sistem untuk memantau tren di atmosfer bumi.
Sebagaimana diketahui GAW Bukit Kototabang, Agam, adalah satu dari hanya 30 GAW di seluruh dunia, dan satu-satunya di Sumatera Barat. Sugeng berharap, dengan adanya kerjasama dengan UNP, diharapkan ke depan BMKG bisa meningkatkan kualitas jaringan dan dalam hal peningkatan kualitas validasi alat dan produk. “Kita juga sangat terbuka untuk skema-skema penelitian yang bisa disinergikan dengan skema perguruan tinggi,” demikian salah satu poin penting paparan Sugeng.
Dalam kesempatan ini, tim BMKG juga sempat menampilkan demonstrasi prototype hasil penelitian yang berjudul “Pemantauan Kualitas Udara Particulate Matter (PM2.5) Berbasiskan Low Cost Sensor”. Penelitian ini menghasilkan sebuah instumen berbiaya murah yang berfungsi untuk memantau kualitas udara, dan dipresentasikan oleh Ketua Tim penelitian, Reza Mahdi, yang notabene merupakan alumni UNP jurusan Teknik Elektronika.
Tujuan penelitian ini antara lain adalah untuk mengoptimalisasi kelayakan instrumen LCSAQ untuk pengamatan konsentrasi partikulat PM2.5, menguji dan menganalisis kelayakan instrumen pemantau kualitas udara. Hasilnya, berupa instrumen stasiun LCSAQ, yang pada saat ini hanya ada 5 di Indonesia, salah satunya di Kototabang, dan satu-satunya di Sumatera.
Kepala LPPM UNP, Prof. Yohandri, Ph.D, dalam sambutannya mengatakan, UNP sangat terbuka untuk riset kolaborasi, terlebih saat ini skema penelitian kolaborasi sangat fleksibel, tidak harus menunggu skema rutin dan dapat berbasiskan kebutuhan kondisional.
Sementara itu, Ketua RCCC, Dr. Nofi Yendri Sudiar, mengatakan bahwa alat pemantau kualitas udara ini, jika sudah selesai dibuat prototipe kelima, akan segera dipasang di laboratorium Fisika FMIPA UNP. “Tidak menutup kemungkinan kedepannya akan kita pasang juga di atap Rektorat UNP, sehingga kita bisa selalu memantau kualitas udara di sekitar Air Tawar, khususnya kampus pusat UNP. Jika hal ini terealisasi, maka kita akan mampu bersaing menuju kompetisi kampus hijau,” ujar Kepala RCCC UNP ini. [MIG]